Sabtu, 07 Desember 2013
Browse Manual »
Wiring »
blog
»
carilah
»
cinta
»
ilmu
»
ke
»
negeri
»
review
»
sampai
»
sebuah
»
Carilah Ilmu Sampai Ke Negeri Cinta Sebuah Blog Review
Carilah Ilmu Sampai Ke Negeri Cinta Sebuah Blog Review
Sebuah hadits Nabi SAWW (shalallahu ‘alaihi wa-alihi wasalam) mengatakan ”uthlubil ‘ilma walau bi shin”, artinya tuntutlah ilmu hingga ke negri China. Kenapa China, bukan Amerika atau Eropa? Karena pada saat Nabi SAWW hidup, China telah mencapai peradaban yang mencengangkan. Sementara Amerika masih belum ditemukan Colombus sehingga masih dihuni oleh bangsa asli mereka yang primitif: Indian, dan Eropa masih belum mendapatkan “pencerahan Cordoba”, sehingga mereka belum mengerti apa itu Aljabar, Alchemic (kimia), logika manthiq, dsb. Mereka baru bisa “membaca” setelah puluhan tahun Nabi SAWW wafat.
Lantas apa hubungannya hadits tersebut dengan judul tulisan di atas? Jangan-jangan tulisan ini merupakan bentuk pelecehan terhadap hadits Nabi karena telah melakukan perubahan terhadap matan hadits (isi hadits) tersebut dengan mengganti “negeri China” menjadi “negeri cinta”? Tenang sobat, jangan marah dulu. Ampun paralun anu disuhun (ampun yang sebesar-besarnya) jika tulisan ini dimaksudkan demikian. Judul tulisan “Carilah Ilmu Sampai Ke Negeri Cinta” karena materi tulisan kali ini merupakan review (jika bisa dikatakan demikian) terhadap blog-blog yang ditulis dengan perasaan penuh cinta. Dan kita akan belajar kepada mereka bagaimana seharusnya menjadi seorang blogger sejati.
dan beberapa blog lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu (anehnya kebanyakan blog milik kaum hawa). Sungguh, mereka adalah blogger yang luar biasa. Mereka menuliskan apa yang mereka mau dan rasakan tanpa memaksa orang lain untuk membacanya atau berkomentar terhadapnya (Toh, jika tulisannya dibutuhkan, pasti orang lainpun akan membacanya. Iya kan?). Orang-orang seperti mereka inilah sebenarnya yang pantas menyandang gelar sebagai blogger sejati.
So, keep blogging, keep smiling, and be free and fun!!!
Lantas apa hubungannya hadits tersebut dengan judul tulisan di atas? Jangan-jangan tulisan ini merupakan bentuk pelecehan terhadap hadits Nabi karena telah melakukan perubahan terhadap matan hadits (isi hadits) tersebut dengan mengganti “negeri China” menjadi “negeri cinta”? Tenang sobat, jangan marah dulu. Ampun paralun anu disuhun (ampun yang sebesar-besarnya) jika tulisan ini dimaksudkan demikian. Judul tulisan “Carilah Ilmu Sampai Ke Negeri Cinta” karena materi tulisan kali ini merupakan review (jika bisa dikatakan demikian) terhadap blog-blog yang ditulis dengan perasaan penuh cinta. Dan kita akan belajar kepada mereka bagaimana seharusnya menjadi seorang blogger sejati.
Cinta adalah tujuan
Setelah sebulan berwari-wiri sebagai blogger “sungguhan” (sebelumnya hanya iseng), banyak hal yang bisa dijadikan pelajaran penting. Hal yang paling menarik untuk dijadikan pelajaran adalah blog-blog yang ditulis dengan penuh kesadaran, kejujuran dan cinta kasih. Mereka menulis blog dengan apa adanya sesuai dengan apa yang mereka rasakan dan apa yang mereka kuasai. Mereka tidak ingin disebut sebagai penulis “wah” dengan menuliskan sesuatu yang bikin heboh tapi tidak didukung oleh argumentasi yang memadai, atau melakukan copy paste an-sich dari sumber lain tanpa melakukan corecting dan editing (karena sebagai manusia, penulis sehebat apapun kadang melakukan beberapa kekeliruan), tapi mereka menjadi diri sendiri (beeing) yang bebas dan bersahaja. Sebut saja misalnya beberapa blog berikut: - Ateh (Cinta Hakiki) dan Nisa (Pemencak Maya), yang menuliskan tentang kehidupan dan kecintaannya kepada sang khalik;
- Nura (Nuranuraniku), yang menuliskan seputar pengembaraannya di Aljubail, Saudi Arabia;
- Ina (Tulisan Byasa), yang menuliskan tentang persabatan, cinta, puisi, cerpen dan segala sesuatu yang ingin ia tuliskan;
- Desti (Hamster Land), yang menuliskan seputar makhluk kecintaanya: hamster;
- Narti (Dapur Punyaku) dan Dara (Resep Dara), yang memuat resep-resep masakan, yang bisa bikin kita ngiler;
- John Trilili (Diary Zone), yang menuliskan semua unek-unek dalam pikirannya dengan gaya tulisan yang unik, terkadang semaunya sehingga terkesan lucu;
- Osa Krisna (Bubur Bayi Sehat), yang menuliskan seputar kehidupan bayi padahal dia sendiri seorang desainer;
- Abdullah Alawi (Pamanahrasa), blogger yang jarang blog walking ini memposting cerpen-cerpen karyanya tanpa memperdulikan apakah orang lain mau membacanya atau tidak;
dan beberapa blog lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu (anehnya kebanyakan blog milik kaum hawa). Sungguh, mereka adalah blogger yang luar biasa. Mereka menuliskan apa yang mereka mau dan rasakan tanpa memaksa orang lain untuk membacanya atau berkomentar terhadapnya (Toh, jika tulisannya dibutuhkan, pasti orang lainpun akan membacanya. Iya kan?). Orang-orang seperti mereka inilah sebenarnya yang pantas menyandang gelar sebagai blogger sejati.
Go to hell with page rank
Untuk sebagian blogger, page rank adalah “dewa” yang dapat mengatur masalah “rizki” seseorang, sehingga kadang-kadang, demi sang “dewa” ini, mereka melakukan hal-hal yang tidak masuk akal, aneh, nyeleneh, dan terkadang (maaf) kampungan. Tapi bagi para “blogger sejati”, seperti orang-orang yang disebutkan di atas, urusan peringkat halaman adalah urutan ke 1001. Yang paling utama bagi mereka adalah (meminjam istilah Maslow) “belongingness” dan “self actualization”. Belongingness berarti melakukan afiliasi, pertemanan, dan interaksi yang didasarkan atas perasaan kasih sayang antarsesama tanpa dibatasi oleh gender dan SARA. Sedangkan self actualization berarti mengekspresikan kemampuan diri sendiri tanpa dibatasi oleh kepentingan-kepentingan diluar kemampuan tersebut. Sehingga apapun yang mereka ekspresikan merupakan cerminan dari kebebasan dan kesenangan (free and fun). Kalaulah di kemudian hari didapatkan keuntungan-keuntungan tertentu dari “belongingness” dan “self actualization” ini, hal tersebut merupakan berkah dari sang Dewa sungguhan (baca: Tuhan), yang layak untuk disyukuri sebagai nikmat.Go blog, don’t tobe goblog
Mengembangkan web/blog (saya istilahkan dengan go blog) yang kita miliki merupakan keinginan kita semua. Tapi jangan karena ingin cepat berkembang dan populer, lantas menjadikan kita seorang yang (maaf) goblog. Tidak ada yang instant di dunia ini, hanya Tuhan saja yang memiliki kalimat keramat ”kun fa yakun” (itupun tetap harus melewati tahapan-tahapan proses tertentu, kecuali mukjizat). Jadi, mengapa kita tidak memulai dari ”free and fun” itu? Perasaan bebas dan senang dalam melakukan sesuatu akan membawa kita kepada hal-hal yang tak terduga dan menakjubkan. Banyak contoh mengenai hal ini, salah satunya adalah Fanny yang blognya menarik minat penerbit sehingga dibukukan. Karena itu, jadilah seorang manusia (blogger) yang bebas dan penuh kesenangan dalam menuliskan sesuatu, tanpa harus dibebani oleh urusan page rank, adsense, follower, atau yang lainnya.Belajar dari negeri cinta
Belajar dari negeri cinta ternyata telah membawa banyak keuntungan bagi kemajuan SC Community. Saya sendiri heran, baru sekitar 1 bulan melakukan "go public" (23 Juni 2009) dan mulai aktif sebagai blogger sudah banyak "acungan jempol" yang ditujukan kepada SC Communitys Blog (namun tidak sedikit juga yang sebel dengan blog ini karena "somse" tidak mau follow-follow-an dan tukang kritik, hehehe... But I don’t care with your assessment). Padahal sebelumnya SC Community hanya untuk kalangan terbatas (untuk anak-anak dan alumni Salman Club, sebuah klub belajar Matematika dan Fisika gratis, yang saya kelola. Diplesetkan jadi Sendal Capit, karena sendal capit merupakan “kendaraan” favorit saya. Maklum miskin, hehehe...) dan hanya memuat seputar kegiatan SC, baik itu olimpiade MIPA, buka bersama, ngaliwet (masak nasi liwet), camping, journey, atau kegiatan liannya. Tapi sehubungan banyak anak/alumni SC dan sobat "dunia nyata" yang ingin belajar membuat blog, jadilah SC Community sebagai blog tutorials. Namun demikian, SC Community akan tetap menjadi blog yang free and fun dalam setiap artikel-artikelnya.Lets back to bassic
Pengalaman dan ziarah kadang memberikan pelajaran yang tidak ternilai harganya. Sebuah pengalaman dapat membuat kita lebih bijak dalam menentukan arah dan tujuan hidup, termasuk dalam menentukan tujuan nge-blog. Lalu, mengapa kita tidak meniru jejak orang-orang yang free and fun tadi? Karena itu, kembalilah ke tujuan asal kita dalam membuat blog. Jadilah orang-orang yang free and fun sehingga kita tidak memiliki beban apapun. Ada follower maupun tidak, ada comment post maupun tidak, ada yang mengklik adsense maupun tidak, ada peningkatan page rank maupun tidak, biarkan saja berjalan seperti apa adanya. Hiduplah seperti air yang mengalir ke tujuan pasti: samudra. Air selalu bisa keluar dari masalah karena ia selalu mencari celah, sekalipun celah tersebut sebesar lubang jarum. Air selalu memberi kesuburan pada setiap tempat yang ia lewati meskipun ia dijadikan tempat pembuangan kotoran. Air adalah sumber hidup dan darinya segala yang hidup bermula. Dan hanya “sumber hidup” yang selalu dicari kemanapun manusia pergi.So, keep blogging, keep smiling, and be free and fun!!!
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar